Pengelolaan
Pembelajaran Di Kelas Melalui Pembelajaran Efektif
Mengacu Pada Kurikulum 2013
Mengajar (teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan
cara-cara belajar bagaimana belajar[1]. Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan
pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya
merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan
yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak
akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru
dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar.
Dalam pelaksanaan
pembelajaran berlangsung di sekolah pada umumnya masih menghadapi masalah –
masalah. Diantaranya adalah kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
yang disampaikan. Keberhasilah belajar ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa
aspek. Salah satu aspek penentunya adalah guru.
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan. Masalah penting yang mendasar bagi guru dalam proses
belajar mengajar di kelas adalah bagaimana upaya untuk memperbaiki
pembelajarannya sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami
oleh siswa dengan mudah.Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
biasanya dinyatakan dengan nilai. Hal ini dipertegas pendapat (Zainul, dkk:
2004) bahwa tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak
digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman dalam belajar
mengajar.Faktor yang menghambat keberhasilan seorang peserta didik di dalam
pembelajaran adalah kejenuhan. Seorang peserta didik akan merasa jenuh apabila
model atau cara mengajar seorang guru monoton atau tidak bervariasi. Mengapa
demikian dan bagaimana solusinya? Bahwa seoarang siswa atau peserta didik
membutuhkan suatu hal yang baru, karena dengan cara mengajar guru bervariasi
siswa dapat belajar dengan maksimal, bahkan akan lebih mudah menerima
penjelasan dari seorang guru. Disini guru harus terampil menggunakan variasi.
Penggunaan variasi disini dimaksudkan agar peserta didik terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul.
Pengajaran sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa
jengkel pada diri peserta didik.
Karena itu ketrampilan
menggunakan variasi adalah sangat penting bagi guru sekolah dasar dalam upaya
memelihara dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan efektif. Mengadakan variasi belajar adalah menciptakan
suatu yang baru dalam proses belajar mengajar, yang mengarahkan siswa,
melibatkan siswa, sehingga sekolah tidaklah merasa sebagai beban yang berat,
tetapi merasa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Pengertian penggunaan variasi
merupakan ketrampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk
mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan
menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yag efektif.
Kompetensi peserta
didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai
berikut:. Berpusat kepada siswa, Belajar
dengan melakukan, Mengembangkan kemampuan sosial, Mengembangkan keingintahuan,
imajinasi, Pengembangan keterampilan pemecahan masalah, Mengembangkan
kreativitas siswa, Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi,
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, Belajar sepanjang hayat,
dimana pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip
pembelajaran tuntas sehingga peserta didik akan berfikir secara kritis,
kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Aspek kompetensi yang terdiri
dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu
kesatuan.Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan
dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan
lingkungan.Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator,
motivator, dan narasumber sehingga siswa diharapkan mampu mengembangkan
kompetensi yang ada pada diri peserta didik.
Perlu Model Pembelajaran dalam mengolah pembelajaran agar runtut tidak meloncat-loncat,
maka diperlukan model pembelajaran yang perluditerapkan di kegiatan inti,
Model pembelajaran merupakan
acuan sistematis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri model
pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem sosial, dan sistem pendukung,
salah satunya Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Pembelajaran Kooperatif
adalah pembelajaran yang dirancang agar siswa bekerja dalam tim atau kelompok
untuk mencapai tujuan belajar.Tim atau kelompok itu diharapkan terdiri atas siswa-siswa
yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.Bahkan apabila mungkin terdiri atas
campuran ras, budaya, dan gender.Tujuan belajar yang dimaksud di atas adalah prestasi
akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman perbedaan, dan pengembangan
keterampilan sosial. (Areds, Richard I,
2007:5). Banyak model yang dapat diterapkan pada pembelajaran
dikelas,tergantung pada guru yang memberikan pembelajaran tersebut. Agar
pembelajaran itu efektif dan menarik, pintar pintalah guru untuk menyesuaikan
kebutuhan yang diperluhkan siswa saat mengajar.