Thursday, October 5, 2017

Pengelolaan Pembelajaran Di Kelas Melalui Pembelajaran Efektif
Mengacu Pada Kurikulum 2013

Mengajar (teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar[1]. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung di sekolah pada umumnya masih menghadapi masalah – masalah. Diantaranya adalah kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Keberhasilah belajar ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa aspek. Salah satu aspek penentunya adalah guru.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan. Masalah penting yang mendasar bagi guru dalam proses belajar mengajar di kelas adalah bagaimana upaya untuk memperbaiki pembelajarannya sehingga materi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan mudah.Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Hal ini dipertegas pendapat (Zainul, dkk: 2004) bahwa tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman dalam  belajar mengajar.Faktor yang menghambat keberhasilan seorang peserta didik di dalam pembelajaran adalah kejenuhan. Seorang peserta didik akan merasa jenuh apabila model atau cara mengajar seorang guru monoton atau tidak bervariasi. Mengapa demikian dan bagaimana solusinya? Bahwa seoarang siswa atau peserta didik membutuhkan suatu hal yang baru, karena dengan cara mengajar guru bervariasi siswa dapat belajar dengan maksimal, bahkan akan lebih mudah menerima penjelasan dari seorang guru. Disini guru harus terampil menggunakan variasi. Penggunaan variasi disini dimaksudkan agar peserta didik terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul. Pengajaran sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa jengkel pada diri peserta didik.
Karena itu ketrampilan menggunakan variasi adalah sangat penting bagi guru sekolah dasar dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan efektif. Mengadakan variasi belajar adalah menciptakan suatu yang baru dalam proses belajar mengajar, yang mengarahkan siswa, melibatkan siswa, sehingga sekolah tidaklah merasa sebagai beban yang berat, tetapi merasa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Pengertian penggunaan variasi merupakan ketrampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yag efektif.
Kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:. Berpusat kepada siswa, Belajar dengan melakukan, Mengembangkan kemampuan sosial, Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, Pengembangan keterampilan pemecahan masalah, Mengembangkan kreativitas siswa, Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, Belajar sepanjang hayat, dimana pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas sehingga peserta didik akan berfikir secara kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber sehingga siswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi yang ada pada diri peserta didik.
Perlu Model Pembelajaran dalam  mengolah pembelajaran agar runtut tidak meloncat-loncat, maka diperlukan model pembelajaran yang perluditerapkan di kegiatan inti, Model pembelajaran merupakan acuan sistematis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem sosial, dan sistem pendukung, salah satunya Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran Kooperatif  adalah pembelajaran yang dirancang agar siswa bekerja dalam tim atau kelompok untuk mencapai tujuan belajar.Tim atau kelompok itu diharapkan terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.Bahkan apabila mungkin terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.Tujuan belajar yang dimaksud di atas adalah prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial.  (Areds, Richard I, 2007:5). Banyak model yang dapat diterapkan pada pembelajaran dikelas,tergantung pada guru yang memberikan pembelajaran tersebut. Agar pembelajaran itu efektif dan menarik, pintar pintalah guru untuk menyesuaikan kebutuhan yang diperluhkan siswa saat mengajar.

0 comments:

Post a Comment